selamat datang

kunjungan anda sangat berarti bagi saya apalagi jika berkomentar dan memberi masukan..pun disini tempat wahana komunikasi dan sarana bertukar pikiran..
terima kasih atas kunjungannya

Tentang Saya

Foto saya
makassar, sul-sel, Indonesia
teman adalah orng yg dpt membuat kita menangis terharu bukan yg bisa membuat kita tertawa terbahak-bahak

12 November 2008

SYECH PUJI


Dalam beberapa minggu terakhir ini berita tentang seseorang pria kaya raya bernama Syech Puji yg telah berumur 43 tahun telah menikahi gadis bernama Ulfa yg berumur 12 tahun,jelas berita ini bikin heboh karena usia mereka terpaut jauh bahkan ada seorng kakek telah memiliki cucu yg berumur 12 tahun jg jd bisa dibilang Syech Puji ini telah menikahi seorng bocah yg semestinya telah menjd cucunya atau paling tidak anak seumur Ulfa ini adalah anaknya sendiri...Menurut Syech Puji pernikahan ini sah mnurut hukum agama islam krn dia berpedoman pada sunnah Rasul tp jelas ini sangat bertentangan dgn hukum negara yg dibuat oleh negara kita sendiri dimn seseong jika ingin menikah minimal berumur 17 tahun,itu dari sisi hukum jelas sdh melanggar lalu bgmn dgn psikologi seorang bocah yg dipaksa atau terpaksa menikah (karena tuntutan materi) disaat dia semestinya masih harus bermain dan bersekolah,apa tidak akan mengganggu psikologinya kelak ? itu dari sisi psikologi gmn dgn sisi kesehatannya jelas para dokter tidak menyarankan apalgi menyetujui persetubuhan seorang bocah umur 12 tahun krn pasti akan merusak organ vitalnya apalgi klo sampai hamil,ini jika orientasi syech Puji adalah seks ? tp semua orng yakin pernikahan ini jg berorientasi seks..nah jika salah satu orientasi syech Puji adalah seks bukankah ini adalah sesuatu yg tidak wajar krn dia telah berumur 43 tahun sedangkan Ulfa baru berumur 12 tahun bahkan belum genap 12 tahun..sedangkan menurut pakar seks yaitu Dr.boyke kemungkinan syech Puji mengalami penyimpangan seksual dimn dia lebih menyukai anak yg msih ABG...dari sisi ekonomi jelas ini jg menjd faktor penting atas terjadinya pernikahan ini krn si syech Puji merupakan miliarder dan memiliki rumah dan mobil-mobil mewah, nah siapa yg tidak tergoda jika dilamar seorng jutawan? jelas nalar orng tua Ulfa kurang berfungsi dlm menghadapi pinangan syech Puji pd saat itu..tp persoalannya adalah jika seorng syech Puji tidak kaya alias miskin,masih kah orng tua dan Ulfa sendiri menerimanya ? Jujur dlm hati sy yg paling dalam menerka mereka akan menolaknya,mungkin para pembaca jg sepaham dgn sy atau mungkin saya yg salah...

Parahnya ada sj yg mendukung pernikahan ini termasuk sipenganut poligami Puspo Wardoyo pemilik warung makan Wong Solo yg memiliki banyak istri dan berbagai pihak lain krn berbagai alasan yg menurutnya boleh dan sah-sah sj

Beruntung berbagai pihak menanggapi ini termasuk komnas perlindungan anak pimpinan ka Seto yg dgn tegas menolak seorng bocah dinikahkan dgn seorng yg telah berumur 43 tahun krn jelas ini mengganggu perkembangan anak itu sendiri...

Tp perlu diketahui berbagai pernikahan di Indonesia jg telah melanggar hukum negara krn begitu banyak cara melegalkan suatu pernikahan yg salah satunya memalsukan umur menjd 17 tahun pdhl pd saat pernikahan belum berumur 17 tahun,ini jg terjd pd salah satu tmn sy yg menikahi seorng gadis yg belum berumur 17 tahun (menurut pengakuannya sendiri). lalu bagaimn dgn persoalan ini ? jelas aparat terlibat dlm pelanggaran ini krn membuat data palsu...

Smg semua orng tua berpikir jernih dlm mengambil keputusan buat anaknya sendiri...amin..

05 November 2008

Presiden Obama



hari ini masyarakat Amerika Serikat bersuka cita menyambut presiden baru mereka presiden pertama Amerika yg berkulit hitam yg dtang membawa berbagai janji perubahan dgn slogan CHANGE WE NEED...pun masyarakat kita menyambut dgn suka cita ntah knp ? mungkin krn secara emosional Obama pernah tinggal di Indonesia (bekas anak menteng gitu loh...) atau berbagai perubahan yg dia janjikan akan memberi dampak positif bagi bangsa Indonesia ? smg sj,amin....

01 November 2008

doa


Selalu Tetap Berdoa
Ada suatu cerita
Suatu ketika, ada seorang anak yang
sedang mengikuti sebuah lomba mobil
balap mainan. Suasana sungguh meriah
siang itu, sebab ini adalah babak
final. Hanya tersisa 4 orang sekarang
dan mereka memamerkan setiap
mobil mainan yang dimiliki. Semuanya
buatan sendiri, sebab memang
begitulah
peraturannya.
Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya
tak istimewa, namun ia termasuk
dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding
semua lawannya, mobil Mark-lah
yang paling tak sempurna. Beberapa
anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk
berpacu melawan mobil lainnya. Yah,
memang, mobil itu tak begitu
menarik.
Dengan kayu yang sederhana dan sedikit
lampu kedip di atasnya, tentu tak
sebanding dengan hiasan mewah yang
dimiliki mobil mainan lainnya. Namun,
Mark bangga dengan itu semua, sebab,
mobil itu buatan tangannya sendiri.
Tibalah saat yang dinantikan. Final
kejuaraan mobil balap mainan.
Setiap anak mulai bersiap di garis
start, untuk mendorong mobil mereka
kencang-kencang. Di setiap jalur
lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4
pembalap" kecilnya. Lintasan itu
berbentuk lingkaran dengan 4 jalur
terpisah di antaranya. Namun, sesaat
kemudian, Mark meminta waktu sebentar
sebelum lomba dimulai. Ia tampak
berkomat-kamit seperti sedang berdoa.
Matanya terpejam, dengan tangan bertangkup
memanjatkan doa. Lalu,
semenit kemudian, ia berkata, "Ya,
aku siap!" Dor!!! Tanda telah dimulai.
Dengan satu hentakan kuat, mereka
mulai mendorong mobilnya kuat-kuat.
Semua mobil tu pun meluncur dengan
cepat. Setiap orang bersorak-sorai,
bersemangat, menjagokan mobilnya
masing-masing.
"Ayo..ayo... cepat..cepat, maju..maju",
begitu teriak mereka.
Ahha... sang pemenang harus ditentukan,
tali lintasan finish pun telah
terlambai. Dan...
Mark-lah pemenangnya. Ya, semuanya
senang, begitu juga Mark. Ia berucap,
dan berkomat-kamit lagi dalam hati.
"Terima kasih."
Saat pembagian piala tiba. Mark maju
ke depan dengan bangga. Sebelum
piala itu diserahkan, ketua panitia
bertanya.
"Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa
kepada Tuhan agar kamu menang,
bukan?"
Mark terdiam. "Bukan, Pak, bukan
itu yang aku panjatkan," kata Mark.
Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya,
tak adil untuk meminta pada Tuhan
untuk menolongku mengalahkan orang
lain, aku, hanya bermohon pada Tuhan,
supaya aku tak menangis, jika aku
kalah."
Semua hadirin terdiam mendengar itu.
Setelah beberapa saat, terdengarlah
gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi
ruangan.
Teman, anak-anak, tampaknya lebih
punya kebijaksanaan dibanding kita
semua. Mark, tidaklah bermohon pada
Tuhan untuk menang dalam setiap ujian.
Mark, tak memohon Tuhan untuk meluluskan
dan mengatur setiap hasil yang
ingin diraihnya. Anak itu juga tak
meminta Tuhan mengabulkan semua
harapannya. Ia tak berdoa untuk
menang, dan menyakiti yang lainnya.
Namun, Mark, bermohon pada Tuhan,
agar diberikan kekuatan saat
menghadapi itu semua. Ia berdoa,
agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari
kekurangan dengan rasa bangga. Mungkin,
telah banyak waktu yang kita lakukan untuk
berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan
setiap permintaan kita. Terlalu
sering juga kita meminta Tuhan untuk
menjadikan kita nomor satu, menjadi yang
terbaik, menjadi pemenang dalam
setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa
pada Tuhan, untuk menghalau setiap
halangan dan cobaan yang ada didepan
mata.
Padahal, bukankah yang kita butuh
adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya,
dan panduan-Nya? Kita, sering terlalu
lemah untuk percaya bahwa kita kuat.
Kita sering lupa, dan kita sering
merasa cengeng dengan kehidupan ini.
Tak adakah semangat perjuangan yang
mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan
memberikan kita ujian yang berat,
bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah
menyerah.
Jadi, teman, berdoalah agar kita
selalu tegar dalam setiap ujian.
Berdoalah agar kita selalu dalam
lindungan-Nya saat menghadapi itu ujian
tersebut.
Amin....


Begitulah doa sang juara sejati..
Makasih ya Neli atas kiriman emailnya...